30 Juni 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Volatilitas Pasar Saham Indonesia Meningkat, BEI Sebut Dipengaruhi Persepsi Pelaku Pasar

Volatilitas Pasar Saham Indonesia Meningkat, BEI Sebut Dipengaruhi Persepsi Pelaku Pasar

Sumber: antaranews.com

Terlintas – Pasar saham Indonesia mengalami volatilitas yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menjelaskan bahwa pergerakan ini lebih disebabkan oleh persepsi pelaku pasar terhadap dinamika ekonomi dan politik yang terjadi di dalam negeri.

Menurutnya, jika ditinjau dari sisi fundamental, kinerja perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI masih berada dalam kondisi yang kuat dan stabil. Ia menekankan bahwa penurunan indeks bukan mencerminkan pelemahan fundamental, melainkan lebih kepada bagaimana investor menanggapi perkembangan yang terjadi.

Iman mencontohkan bahwa pada perdagangan sesi pertama, Senin (24/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi yang cukup signifikan, yaitu turun sebesar 261,22 poin atau 4,17 persen ke level 5.996,96. Namun, ketika struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diumumkan pada sesi kedua, pelemahan IHSG mulai mereda dan akhirnya hanya turun 96,96 poin atau 1,55 persen, ditutup di level 6.161,22.

Iman menambahkan bahwa fenomena ini menjadi bukti bahwa pasar Indonesia sangat dipengaruhi oleh sentimen dan persepsi yang berkembang di kalangan investor. Menurutnya, indeks sempat mendekati penurunan lima persen, tetapi setelah pengumuman terkait BPI Danantara, pelemahan berkurang secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap pasar sangat dipengaruhi oleh informasi dan kebijakan yang diumumkan oleh pihak terkait.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, turut menyampaikan pandangannya mengenai dampak kehadiran BPI Danantara terhadap pasar modal Indonesia. Ia meyakini bahwa lembaga tersebut dapat memberikan kontribusi positif, terutama bagi para investor, khususnya investor ritel, yang dalam beberapa waktu terakhir aktif melakukan akumulasi saham.

Jeffrey menegaskan bahwa keberadaan BPI Danantara bukan sekadar harapan, tetapi sebuah keyakinan bahwa institusi ini akan berperan dalam memperkuat pasar modal Indonesia. Ia menilai bahwa dengan adanya lembaga ini, diharapkan investor dapat semakin percaya terhadap stabilitas dan prospek jangka panjang pasar saham di Tanah Air.

Sejak awal tahun, IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar 931,21 poin atau 13,13 persen secara year-to-date (ytd), dari posisi 7.164 pada 2 Januari 2025 ke level 6.161,22 pada 24 Maret 2025.

Sementara itu, pada Senin (24/3), BPI Danantara telah mengumumkan susunan kepengurusan lengkapnya. Struktur kepemimpinan lembaga ini diisi oleh berbagai tokoh global serta para pakar di bidang keuangan dan investasi yang berasal dari beragam latar belakang. Diharapkan, dengan kehadiran mereka, pasar modal Indonesia dapat memperoleh kepercayaan lebih tinggi dari para investor, baik domestik maupun internasional.

Secara keseluruhan, meskipun pasar saham Indonesia mengalami volatilitas tinggi, otoritas pasar modal menegaskan bahwa kondisi ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen pasar dibandingkan faktor fundamental. Dengan berbagai langkah yang diambil, termasuk pembentukan BPI Danantara, diharapkan stabilitas dan pertumbuhan pasar modal Indonesia dapat terus terjaga.