Terlintas – Donald Trump secara resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 dalam sebuah upacara yang berlangsung di Rotunda Gedung Capitol pada Senin (20/1) waktu setempat. Dalam momen tersebut, Trump berjanji untuk memulai era baru bagi negara itu, yang disebutnya sebagai “Zaman Keemasan Amerika,” dan mengakhiri berbagai tantangan yang telah mengakibatkan kemerosotan nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Trump kembali ke Gedung Putih setelah empat tahun dan memulai masa jabatan keduanya dengan penuh optimisme. Pelantikan kali ini dilakukan di dalam ruangan, menyesuaikan dengan kondisi cuaca dingin di Washington DC, menjadikannya pelantikan dalam ruangan pertama dalam empat dekade terakhir. Ketua Mahkamah Agung AS, John Roberts, memimpin pengambilan sumpah jabatan, melanjutkan tradisi yang sudah berlangsung sejak pelantikan presiden pertama di Amerika.
Dalam pidatonya, Trump menyatakan bahwa kemunduran Amerika telah berakhir dan sebuah era baru, yang ia sebut “Zaman Keemasan Amerika,” telah dimulai. Janji-janji besar disampaikan dalam pidatonya, termasuk berbagai langkah kebijakan yang diklaimnya akan membawa perubahan signifikan bagi negara.
Ia mengumumkan rencana untuk menandatangani sejumlah perintah eksekutif yang bersejarah. Beberapa di antaranya mencakup deklarasi darurat nasional di perbatasan selatan, peningkatan produksi minyak dan gas, serta pembatalan mandat kendaraan listrik. Selain itu, Trump berkomitmen untuk mereformasi sistem perdagangan dengan memberlakukan tarif dan pajak baru terhadap negara-negara asing.
Kebijakan ekonomi juga menjadi salah satu fokus utama yang ia utarakan. Ia menyampaikan bahwa harga barang akan ditekan lebih rendah, industri otomotif akan diselamatkan, dan keadilan akan ditegakkan secara merata, tanpa keberpihakan.
Dalam pidatonya, Trump juga mengkritik program Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) yang diusung oleh Partai Demokrat. Ia menyatakan bahwa kebijakan tersebut akan dihentikan dan diganti dengan pendekatan berbasis prestasi. Selain itu, Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan menetapkan kebijakan resmi yang hanya mengakui dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
Trump menegaskan komitmennya untuk membangun angkatan bersenjata terkuat di dunia. Namun, ia juga menyampaikan bahwa kesuksesan tidak hanya akan diukur dari kemenangan dalam pertempuran, tetapi juga dari perang yang berhasil dicegah. Dalam pernyataannya, ia menyatakan ambisi untuk menjadi seorang pemimpin yang membawa perdamaian dan persatuan di tengah tantangan global.
Selain itu, Trump mengutarakan rencananya untuk mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, serta mengambil kembali kendali atas Terusan Panama. Ia juga menyatakan bahwa Amerika Serikat akan sekali lagi menarik diri dari Perjanjian Paris yang berfokus pada perubahan iklim.
Beberapa saat sebelum pelantikan Trump, JD Vance dilantik sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Kehadiran Vance di pemerintahan diharapkan akan memperkuat upaya Trump dalam mewujudkan berbagai janji yang telah disampaikan kepada rakyat Amerika.
Pelantikan Trump kali ini menjadi simbol penting kembalinya dirinya ke kursi kepresidenan dengan membawa visi besar untuk masa depan Amerika. Janji-janji yang ia sampaikan, mulai dari reformasi ekonomi hingga penguatan militer, menunjukkan ambisinya untuk mengembalikan posisi Amerika sebagai pemimpin global yang kuat dan berpengaruh.
More Stories
Bupati Yahukimo Bantah Isu Guru dan Tenaga Kesehatan dari TNI/Polri
Aryna Sabalenka Lolos ke Perempat Final Miami Open Setelah Kalahkan Danielle Collins
53 Sekolah Rakyat Siap Diresmikan, Pemerintah Fokus pada Akses Pendidikan Merata