Terlintas – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan kebijakan baru yang menegaskan tindakan tegas terhadap imigrasi ilegal di perbatasan selatan negara itu. Kebijakan ini mencakup pengerahan pasukan federal ke perbatasan El Paso, Texas, seperti dilaporkan sejumlah media pada Senin (20/1).
Pelabuhan masuk El Paso sempat ditutup selama satu jam setelah Trump dilantik sebagai presiden. Penutupan itu dilakukan sebagai respons terhadap deklarasi keadaan darurat nasional yang diumumkan di wilayah perbatasan selatan. Menurut laporan dari The Texan, pengumuman melalui pengeras suara di perbatasan El Paso menyampaikan bahwa siapa pun yang mencoba melewati titik tersebut berisiko menghadapi penangkapan, penutupan, atau tindakan hukum lainnya.
Sumber dari Fox News melaporkan bahwa Trump akan menandatangani sebelas perintah eksekutif yang bertujuan untuk memperketat kontrol imigrasi. Salah satu perintah tersebut mengizinkan pengerahan pasukan Amerika Serikat ke perbatasan guna mengamankan titik masuk strategis. Selain itu, Trump juga akan menetapkan sejumlah kartel internasional dan organisasi kriminal sebagai kelompok teroris.
Tidak hanya itu, perintah lainnya juga mengarahkan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Departemen Pertahanan untuk melanjutkan pembangunan tembok perbatasan yang telah dimulai pada masa jabatan pertamanya. Upaya ini disertai penguatan pengawasan dengan pengerahan personel tambahan untuk memperketat keamanan wilayah perbatasan.
Menurut laporan Anadolu Agency, aplikasi CBP One—yang sebelumnya digunakan oleh imigran untuk menjadwalkan janji temu imigrasi—ditutup oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP). Langkah ini mempersulit hampir 270 ribu migran di Meksiko yang tengah mencari penjadwalan imigrasi. Aplikasi yang diluncurkan pada Oktober 2020 ini tercatat telah digunakan oleh hampir 919 ribu migran untuk masuk ke Amerika Serikat sejak Januari 2023, menurut CBS News.
Trump juga berencana memulihkan kebijakan “Remain in Mexico,” di mana pencari suaka diwajibkan untuk tinggal di Meksiko hingga proses hukum mereka selesai. Sebaliknya, kebijakan tangkap-dan-lepas, di mana imigran ilegal dibebaskan sambil menunggu sidang imigrasi, akan segera dihentikan.
Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk menghentikan seluruh masuknya imigran ilegal. Ia juga menyatakan bahwa pemerintahannya akan segera memulai proses pemulangan jutaan imigran yang dianggap sebagai ancaman kriminal ke negara asal mereka.
Gubernur Texas, Greg Abbott, memberikan dukungannya terhadap kebijakan keras Trump ini. Abbott mengejutkan banyak pihak dengan menghadiri pidato pasca-pelantikan presiden di Capitol Hill. Dalam pernyataannya, Abbott menyebut bahwa Texas siap bekerja sama dengan pemerintahan Trump untuk mengamankan perbatasan dan membangun masa depan yang lebih sejahtera bagi seluruh warga Amerika.
Abbott juga mendorong Trump untuk menggunakan semua kewenangan yang dimilikinya demi memastikan keamanan perbatasan. Menurutnya, tindakan federal yang lebih tegas diperlukan untuk menghadapi berbagai hambatan yang telah lama menghalangi penegakan hukum di wilayah perbatasan.
Dengan langkah-langkah yang diambil ini, Trump menunjukkan bahwa ia berkomitmen penuh untuk menangani isu imigrasi ilegal yang telah menjadi salah satu fokus utama dalam kebijakannya. Pendekatan ini tidak hanya melibatkan kebijakan baru, tetapi juga penegakan ulang aturan lama yang dinilai lebih efektif dalam mengendalikan arus migrasi.
More Stories
Bupati Yahukimo Bantah Isu Guru dan Tenaga Kesehatan dari TNI/Polri
Aryna Sabalenka Lolos ke Perempat Final Miami Open Setelah Kalahkan Danielle Collins
53 Sekolah Rakyat Siap Diresmikan, Pemerintah Fokus pada Akses Pendidikan Merata