22 April 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Evakuasi Akibat Erupsi Gunung Ibu: Tempat Pengungsian Diperluas hingga 12 Lokasi

Evakuasi Akibat Erupsi Gunung Ibu: Tempat Pengungsian Diperluas hingga 12 Lokasi

Sumber: antaranews.com

Terlintas – Erupsi Gunung Ibu yang terjadi di Halmahera Barat, Maluku Utara, memaksa tim gabungan untuk memperluas fasilitas pengungsian guna menampung jumlah warga terdampak yang terus meningkat. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menjelaskan bahwa jumlah tempat pengungsian kini bertambah dari lima lokasi menjadi 12 lokasi. Perluasan ini dilakukan untuk memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan tempat yang layak selama masa evakuasi berlangsung.

Lokasi-lokasi baru yang dijadikan tempat pengungsian memanfaatkan berbagai bangunan pemerintah dan gereja. Beberapa di antaranya terletak di Desa Gam Ici, Tongute Sungi, Tongute Goin, Tongute Ternate, dan Soana Masungi. Seluruh lokasi tersebut berada dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, yang terdampak langsung oleh aktivitas vulkanik Gunung Ibu.

Berdasarkan data dari Satgas Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Ibu hingga Senin (20 Januari 2025) sore, tercatat sebanyak 1.067 orang atau setara dengan 432 kepala keluarga telah dievakuasi ke lokasi-lokasi pengungsian. Jumlah ini termasuk para warga yang sebelumnya sudah dipindahkan ke Desa Akesibu sejak status Gunung Ibu dinaikkan menjadi “Awas” (Level IV) pada 15 Januari 2025.

Meski begitu, Abdul Muhari menyebutkan bahwa jumlah pengungsi saat ini masih berada di bawah separuh dari total populasi warga yang tinggal di enam desa di Kecamatan Tabaru. Berdasarkan catatan, total populasi dari desa-desa yang masuk dalam zona bahaya erupsi mencapai 2.959 jiwa. Meski demikian, pihak BNPB memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, bayi, anak-anak, dan penyandang disabilitas mendapatkan prioritas utama dalam evakuasi.

Abdul juga menegaskan bahwa penambahan tempat pengungsian ini merupakan langkah strategis untuk mengantisipasi potensi peningkatan jumlah pengungsi. Sebab, aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih dalam pengawasan ketat oleh pihak berwenang. Ia memastikan bahwa tim gabungan dari BNPB, pemerintah daerah, dan relawan terus bekerja sama untuk memastikan kelancaran proses evakuasi dan keberlangsungan hidup para pengungsi.

Selain menyediakan tempat tinggal sementara, kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan juga menjadi fokus utama. Pemerintah daerah bersama dengan tim penanggulangan bencana telah mendistribusikan bantuan logistik ke lokasi-lokasi pengungsian. Pendampingan psikososial juga diberikan kepada para pengungsi, terutama anak-anak, untuk mengurangi trauma akibat bencana yang mereka alami.

Di sisi lain, masyarakat yang berada di luar zona bahaya diminta untuk tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang. Informasi terbaru mengenai kondisi Gunung Ibu terus disampaikan secara berkala melalui jalur komunikasi resmi agar warga dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat.

Perluasan tempat pengungsian ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi warganya dari dampak erupsi Gunung Ibu. Upaya tanggap darurat yang dilakukan diharapkan mampu meminimalisir risiko bagi masyarakat terdampak, sekaligus memberikan perlindungan maksimal kepada kelompok-kelompok rentan. Dengan sinergi antara berbagai pihak, proses penanganan bencana ini diharapkan dapat berjalan lancar hingga situasi kembali aman bagi masyarakat di wilayah Halmahera Barat.