Terlintas – Dalam lima hari terakhir sejak aksi protes menentang penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, lebih dari 1.133 orang telah ditahan oleh pasukan keamanan Turki. Informasi tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, pada Senin (24/3).
Yerlikaya mengungkapkan melalui platform media sosial X bahwa selama demonstrasi berlangsung, sebanyak 123 anggota kepolisian mengalami luka-luka akibat bentrokan dengan massa.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa berdasarkan Undang-Undang Pasal 34, setiap warga negara memiliki hak untuk mengadakan pertemuan dan demonstrasi tanpa senjata serta tanpa tindakan agresif, tanpa perlu meminta izin sebelumnya. Namun, ia juga menambahkan bahwa kebebasan tersebut tetap memiliki batasan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pembatasan tersebut diberlakukan dengan alasan keamanan nasional, ketertiban umum, pencegahan tindakan kriminal, perlindungan kesehatan dan moralitas publik, serta menjaga hak dan kebebasan orang lain.
Menurut Yerlikaya, aksi protes yang terjadi tidak lagi sekadar menyuarakan pendapat secara damai. Beberapa kelompok tertentu dianggap telah menyalahgunakan hak tersebut dan mencoba memanfaatkan situasi untuk mengganggu ketertiban umum serta melakukan tindakan kekerasan terhadap aparat keamanan.
Menteri Dalam Negeri tersebut juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap upaya provokasi yang dapat memperburuk keadaan. Ia meminta warga untuk bersikap bijak dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak yang berusaha menciptakan ketidakstabilan.
Sejak 19 Maret, gelombang demonstrasi terus terjadi di berbagai kota di Turki sebagai bentuk protes atas penahanan Imamoglu. Puluhan ribu warga turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap keputusan tersebut.
Imamoglu, yang berasal dari Partai Rakyat Republik (Republican People’s Party/CHP), saat ini tengah menghadapi tuduhan korupsi serta keterlibatan dalam membantu kelompok teroris. Sebagai salah satu tokoh oposisi utama, ia dianggap sebagai rival kuat bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden mendatang.
Situasi politik di Turki semakin memanas seiring dengan meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap pemerintah. Para pengamat menilai bahwa penahanan Imamoglu dapat berdampak besar pada dinamika politik di negara tersebut, terutama menjelang pemilu berikutnya.
Sementara itu, aparat keamanan terus berupaya mengendalikan aksi protes agar tidak berkembang menjadi kerusuhan yang lebih besar. Meski demikian, demonstrasi diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, mengingat besarnya dukungan publik terhadap Imamoglu dan meningkatnya seruan untuk keadilan di Turki.
More Stories
Bupati Yahukimo Bantah Isu Guru dan Tenaga Kesehatan dari TNI/Polri
Aryna Sabalenka Lolos ke Perempat Final Miami Open Setelah Kalahkan Danielle Collins
53 Sekolah Rakyat Siap Diresmikan, Pemerintah Fokus pada Akses Pendidikan Merata