22 April 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Harapan China terhadap Kerja Sama dengan Presiden Donald Trump

Harapan China terhadap Kerja Sama dengan Presiden Donald Trump

Sumber: antaranews.com

Terlintas – Pemerintah China menaruh harapan besar agar Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, memilih untuk bekerja sama dengan Tiongkok daripada bersikap konfrontatif. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (20/1).

Mao Ning mengungkapkan bahwa sejarah hubungan antara China dan Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa kedua negara mendapatkan keuntungan dari kerja sama, sementara konfrontasi justru membawa kerugian. Ia menambahkan bahwa perkembangan hubungan bilateral yang stabil, sehat, dan berkelanjutan adalah kepentingan bersama kedua negara serta harapan masyarakat internasional.

Pernyataan ini disampaikan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat. Pada Senin (20/1), pukul 12.02 waktu Washington DC, Trump resmi mengambil sumpah jabatan di Capitol Rotunda, Washington DC. Sumpah tersebut dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung, John Roberts, dan diikuti dengan pelantikan JD Vance sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat periode 2025-2029.

Mao Ning menjelaskan bahwa China siap untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru Amerika Serikat. Ia menegaskan pentingnya prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan sebagai dasar hubungan kedua negara. Menurutnya, China berkomitmen untuk meningkatkan dialog, mengelola perbedaan, dan memperluas kerja sama yang membawa manfaat bagi kedua belah pihak serta dunia secara luas.

Setelah resmi dilantik, Donald Trump menyampaikan pidato pelantikannya yang mengumumkan sejumlah kebijakan utama. Ia menegaskan bahwa salah satu langkah awal pemerintahannya adalah menetapkan status darurat nasional di perbatasan selatan Amerika Serikat guna menghentikan migrasi ilegal. Selain itu, ia berencana mengembalikan jutaan warga asing ilegal ke negara asal mereka dan menetapkan kartel narkoba sebagai organisasi teroris.

Dalam pidatonya, Trump juga mengungkapkan keinginannya untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan mengambil kembali kendali atas Terusan Panama dari negara Panama. Ia menyebut bahwa Amerika Serikat telah menghabiskan banyak dana dan kehilangan puluhan ribu jiwa dalam pembangunan terusan tersebut, tetapi kapal-kapal AS dikenakan biaya tinggi tanpa perlakuan yang adil, termasuk untuk Angkatan Laut AS.

Terkait isu ekonomi, Trump menyoroti kondisi darurat energi nasional yang dihadapi Amerika Serikat akibat pengeluaran besar-besaran dan kenaikan harga energi yang memicu inflasi. Untuk mengatasinya, ia berencana mengakhiri kebijakan Green New Deal dan mencabut mandat penggunaan kendaraan listrik demi menyelamatkan industri otomotif dalam negeri. Trump menegaskan bahwa masyarakat Amerika Serikat berhak memproduksi dan membeli kendaraan sesuai keinginan mereka.

Selain itu, kebijakan pajak terhadap negara asing juga menjadi salah satu rencana utamanya. Langkah ini disebutkan bertujuan untuk memperkuat kembali perekonomian Amerika Serikat.

Di sisi lain, Trump menegaskan sikapnya terkait isu gender. Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat hanya akan mengakui dua jenis kelamin, yakni pria dan wanita. Trump juga menentang kebijakan pemerintah sebelumnya yang ia anggap berupaya merekayasa ras dan jenis kelamin secara sosial di berbagai aspek kehidupan, baik umum maupun pribadi.

Pidato pelantikan ini menunjukkan arah kebijakan Donald Trump selama masa jabatannya. Sementara itu, harapan pemerintah China terhadap kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat menjadi salah satu isu penting yang diharapkan dapat terwujud untuk menjaga stabilitas hubungan internasional.