20 Juni 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Hilirisasi Baja Dorong Daya Saing IKM dan Tingkatkan Kontribusi Ekonomi

Hilirisasi Baja Dorong Daya Saing IKM dan Tingkatkan Kontribusi Ekonomi

Sumber: antaranews.com

Terlintas – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa hilirisasi dalam sektor baja mampu meningkatkan daya saing industri kecil menengah (IKM) dalam negeri. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi pelaku usaha IKM di sektor manufaktur, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyatakan bahwa penerapan hilirisasi baja memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di sektor industri hilir. Dengan adanya peningkatan nilai tambah ini, para pelaku IKM memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan berbagai produk turunan yang memiliki pasar potensial, seperti komponen otomotif, alat mesin pertanian (alsintan), hingga produk kerajinan berbahan dasar baja.

Menurutnya, manfaat dari hilirisasi baja tidak hanya berdampak pada TKDN semata, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomis sektor baja secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa produk hilir baja yang dihasilkan oleh IKM memiliki kualitas tinggi, Kemenperin menjalankan program link and match. Program ini bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan industri hulu baja dengan spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan oleh sektor industri hilir.

Pemerintah mencatat bahwa saat ini terdapat sekitar 4,5 juta unit usaha IKM yang tersebar di berbagai sektor. Jumlah tersebut mewakili 99,77 persen dari total unit usaha industri yang ada di Indonesia. Dengan populasi yang besar ini, sektor IKM juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan, yaitu sekitar 13,11 juta orang, atau 65,52 persen dari total tenaga kerja di sektor industri secara keseluruhan.

Dari sisi kontribusi ekonomi, nilai output IKM terhadap industri pengolahan nonmigas mencapai 21,53 persen dari total nilai output industri nasional. Selain itu, pertumbuhan PDB sektor IKM juga mencatatkan angka yang positif, dengan peningkatan sebesar 5,26 persen secara tahunan (year on year).

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengungkapkan bahwa kebijakan hilirisasi baja yang sedang digalakkan pemerintah memiliki urgensi tinggi bagi pembangunan infrastruktur nasional. Menurutnya, hilirisasi di sektor ini harus terus dipercepat, mengingat Indonesia masih aktif melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah.

Tidak hanya berkontribusi terhadap infrastruktur, hilirisasi baja juga berdampak positif pada berbagai sektor lainnya. Produksi peralatan rumah tangga, industri konstruksi, serta manufaktur kendaraan juga turut merasakan manfaat dari kebijakan ini. Dengan meningkatnya produksi baja dalam negeri yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, daya saing produk lokal di pasar domestik maupun global dapat semakin diperkuat.

Melalui kebijakan hilirisasi baja, industri IKM tidak hanya mendapatkan bahan baku yang lebih sesuai dengan kebutuhan produksi, tetapi juga dapat mengembangkan produk-produk dengan nilai jual lebih tinggi. Hal ini diharapkan dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta memperkuat posisi industri baja Indonesia di pasar global.