20 April 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Menteri ESDM Prioritaskan Kebutuhan Domestik Gas untuk Energi dan Hilirisasi

ESDM Prioritaskan Kebutuhan Domestik Gas

Sumber: antaranews.com

Terlintas – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa rencananya adalah untuk meminta semua konsesi gas yang ada di Indonesia untuk memprioritaskan kebutuhan domestik, terutama untuk pemenuhan energi dan bahan baku hilirisasi. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bahlil pada hari Senin di Sumedang, Jawa Barat. Menurutnya, langkah ini menjadi bagian dari perencanaan jangka panjang yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan energi yang cukup di dalam negeri.

Bahlil menjelaskan bahwa proyeksi kebutuhan gas nasional di masa mendatang diperkirakan akan terus meningkat, dengan angka yang diperkirakan mencapai 2.659 billion british thermal unit per day (BBTUD) pada tahun 2034. Sementara itu, pada periode 2025 hingga 2030, diperkirakan bahwa kebutuhan gas nasional untuk mencukupi energi bersih akan mencapai sekitar 1.471 BBTUD. Dengan angka yang terus meningkat ini, prioritas untuk pemenuhan kebutuhan domestik menjadi hal yang sangat penting, terutama guna mendukung sektor energi yang terus berkembang.

Namun, Bahlil juga mengakui bahwa kebijakan untuk memprioritaskan gas bagi kebutuhan domestik dan hilirisasi mungkin tidak akan disukai oleh negara-negara lain yang biasa mengimpor gas dari Indonesia. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa langkah tersebut harus diambil untuk mewujudkan swasembada energi, yang merupakan salah satu tujuan utama yang diinginkan oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. “Saya yakin bahwa negara lain akan merasa sedikit kecewa dengan kebijakan ini, karena sekarang orientasi kita adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Bahlil.

Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan menunda ekspor gas ke luar negeri hingga kebutuhan domestik dipenuhi dengan baik. Bahlil menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengizinkan ekspor gas hingga seluruh kebutuhan dalam negeri tercukupi. “Atas saran dari Presiden, kami belum mengizinkan ekspor. Namun, jika kebutuhan dalam negeri sudah cukup, baru kami akan mempertimbangkan untuk melakukan ekspor,” ungkapnya.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) melaporkan pencapaian rekor terbaru dalam produksi gas nasional, yang telah mencapai 7.399 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 4 September 2024. Keberhasilan ini tidak terlepas dari beroperasinya secara penuh Tangguh Liquefied Natural Gas (LNG) dengan tiga train yang mampu menghasilkan produksi LNG rata-rata sebesar 2,1 miliar kaki kubik per hari dari tiga kilang pencairannya.

Pencapaian ini menjadi bukti bahwa sektor hulu migas Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan, meskipun ada tantangan dalam memenuhi kebutuhan domestik. Dengan keberhasilan ini, diharapkan Indonesia dapat lebih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan energi domestik, sambil memanfaatkan potensi hilirisasi yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.

Bahlil juga menambahkan bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor gas dalam jumlah besar, pemerintah akan memastikan bahwa seluruh kebutuhan dalam negeri akan selalu menjadi prioritas utama. Keputusan ini diambil untuk menciptakan stabilitas energi yang lebih baik di Indonesia, serta untuk memastikan bahwa sektor industri dalam negeri dapat terus berkembang dengan sumber daya energi yang memadai.

Dengan kebijakan yang diterapkan ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai ketahanan energi yang lebih baik di masa depan, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.