20 April 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Fokus pada Penanganan Stunting untuk Tahun 2025

Pemkab Kotawaringin Barat menetapkan penanganan stunting

Sumber: antaranews.com

Terlintas – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), yang terletak di Kalimantan Tengah, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappeda Litbang), telah menjadikan penanganan stunting sebagai salah satu program prioritas untuk tahun 2025. Kepala Bappeda Litbang Kobar, Juni Gultom, menjelaskan bahwa evaluasi terhadap penanganan kasus stunting pada tahun 2024 telah dilakukan dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan penanganan stunting pada tahun 2025. Proses evaluasi ini dilakukan dengan tujuan agar langkah-langkah yang diambil pada tahun mendatang dapat lebih terarah dan efektif.

Juni Gultom juga menambahkan bahwa penanganan stunting saat ini tetap menjadi fokus utama dari pemerintah pusat, yang telah menetapkan program ini sebagai prioritas nasional. Oleh karena itu, seluruh pemerintah daerah diwajibkan untuk mengimplementasikan instruksi Presiden Joko Widodo dalam upaya menanggulangi masalah stunting secara serius dan menyeluruh. “Penanganan stunting merupakan prioritas nasional, sehingga pemerintah daerah harus mendukung penuh program ini agar dapat ditangani dengan cara yang lebih tepat dan efektif,” ujarnya.

Pada awal Januari 2025, Bappeda Litbang Kobar memulai kegiatan Rapat Sinkronisasi Data Stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan penanganan stunting pada tahun 2024 dan menjadikannya sebagai dasar penyusunan rencana program penanganan stunting untuk tahun 2025. Rapat ini mencakup beberapa langkah penting, di antaranya pengumpulan data sasaran, cakupan layanan, dan indikator-indikator terkait kesehatan yang diperlukan untuk merencanakan aksi yang lebih konkret.

Juni menyebutkan bahwa salah satu instrumen penting yang digunakan untuk penghitungan data stunting adalah master ansit, yang merupakan data utama terkait masalah ini. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan setempat mencatat ada 379 balita yang masuk dalam kategori stunting. Data ini akan disinkronkan dengan data yang ada di tingkat desa atau kelurahan untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil tepat sasaran, baik dari segi lokasi maupun jumlah balita yang membutuhkan intervensi.

Selain itu, Bappeda Litbang Kobar juga memikirkan inovasi dalam penanganan stunting, seperti pendirian Pojok Stunting di posyandu. Pojok Stunting ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk menjual sayuran, ikan segar, dan buah-buahan yang akan mendukung pemenuhan gizi bagi anak-anak stunting. Inovasi ini direncanakan akan bekerja sama dengan kelompok wanita tani (KWT) setempat, yang dapat mengintegrasikan program pertanian dengan upaya pengentasan stunting melalui posyandu. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan masyarakat dapat lebih terlibat dalam mendukung keberhasilan program.

Juni juga menyampaikan bahwa, sesuai dengan petunjuk teknis, pelaksanaan aksi pertama dalam program penanganan stunting diharapkan dapat dimulai pada 31 Januari 2025. Pada tahun 2025, terdapat 13 lokasi (lokus) stunting yang akan menjadi fokus utama penanganan. Di setiap wilayah tersebut, program akan diarahkan sesuai dengan lokasi-lokasi yang membutuhkan perhatian lebih. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anggaran yang disiapkan dapat diserap dengan efektif dan mencapai hasil yang optimal.

Data sementara menunjukkan bahwa 379 anak dengan stunting akan menjalani validasi lebih lanjut melalui kunjungan yang dilakukan di posyandu desa atau kelurahan. Validasi ini penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat dijadikan dasar yang tepat untuk pengambilan keputusan dalam penanganan stunting. Selain itu, seluruh kegiatan yang dilakukan oleh dinas terkait akan berfokus pada wilayah-wilayah yang telah ditetapkan sebagai lokus stunting.

Dengan adanya rencana yang lebih matang dan langkah-langkah yang lebih terintegrasi, diharapkan pada tahun 2026, angka stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat mengalami penurunan signifikan. “Kami berharap dengan adanya langkah-langkah ini, anggaran yang tersedia dapat digunakan secara efektif, dan pada tahun 2026, masalah stunting dapat berkurang secara signifikan,” ujar Juni Gultom, mengakhiri pernyataannya.