20 April 2025

Terlintas.com

Info Seputar Fakta Baru

Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Alami Kendala, Rumah Sakit Polri Terus Berupaya

Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza

Sumber: liputan6.com

Rumah Sakit Polri Kramat Jati menghadapi tantangan besar dalam melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran yang terjadi di Gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat. Menurut keterangan dari Kombes Pol Ahmad Fauzi, Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Mabes Polri, salah satu kesulitan utama yang dihadapi adalah kondisi jenazah yang terbakar parah. Hal ini membuat identifikasi secara visual menjadi sangat sulit. Proses identifikasi menjadi jauh lebih rumit karena sebagian besar tubuh korban mengalami kerusakan yang sangat parah akibat api.

Lebih lanjut, Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan “open disaster,” yang berarti bahwa siapa saja yang berada di lokasi kejadian dapat menjadi korban. Ini menyebabkan jumlah korban yang pasti masih belum jelas, mengingat lokasi tersebut adalah tempat umum yang banyak dikunjungi orang. Hal ini membuat kemungkinan bahwa korban yang hilang lebih dari 14 orang, mengingat ada kemungkinan bahwa ada korban yang tidak dilaporkan oleh keluarga mereka, baik karena mereka tidak menyadari kehilangan anggota keluarga mereka atau karena tidak mengetahui terjadinya kebakaran di waktu tersebut.

Kombes Pol Ahmad Fauzi juga menyatakan bahwa pihaknya telah menerima delapan kantong jenazah yang akan menjalani pemeriksaan Ante Mortem, yaitu proses identifikasi awal untuk memeriksa informasi tentang ciri-ciri atau data fisik korban yang diketahui sebelum kematiannya. Selain itu, mereka juga telah menerima data Post Mortem dari 14 keluarga yang melaporkan anggota keluarga mereka yang hilang setelah kejadian kebakaran tersebut. Data tersebut akan digunakan untuk mencocokkan hasil identifikasi dengan sampel DNA yang telah diambil dari tubuh korban.

Setelah hasil uji DNA dari kedua belah pihak keluar, tim DVI akan melakukan rekonsiliasi, yang mencakup pencocokan data Ante Mortem dengan data Post Mortem. Jika kecocokan ditemukan antara data tersebut dan sampel DNA yang diperoleh, hasil identifikasi akan segera diumumkan kepada publik.

Fauzi juga menambahkan bahwa meskipun sudah ada kantong jenazah yang telah diterima, bagian tubuh dalam kantong tersebut bisa saja berasal dari lebih dari satu orang. Hal ini bisa terjadi karena kondisi jenazah yang terbakar parah menyebabkan tubuh hancur, sehingga sulit untuk membedakan antara satu korban dengan korban lainnya hanya dengan melihat bagian tubuh yang ada.

Proses identifikasi ini diperkirakan memerlukan waktu antara satu hingga dua minggu atau lebih, mengingat kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA sangat sulit untuk dianalisis. Hal ini disebabkan oleh tingkat kerusakan yang tinggi pada tubuh yang terbakar. Fauzi juga mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Polri Kramat Jati memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap dalam melakukan identifikasi korban. Namun, kendala utama yang mereka hadapi adalah data Ante Mortem, yang perlu diperoleh dan didalami dengan cermat. Data tersebut akan menjadi kunci dalam mempercepat proses identifikasi dan memastikan bahwa setiap korban dapat dikenali dengan akurat.

Tim DVI di Rumah Sakit Polri Kramat Jati terus bekerja keras untuk memastikan bahwa identifikasi korban kebakaran dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, proses ini tetap dijalankan dengan penuh hati-hati dan kehati-hatian untuk memberikan kejelasan kepada keluarga korban yang sedang menunggu informasi lebih lanjut. Proses ini diharapkan dapat memberikan penyelesaian yang jelas dan mengurangi kebingungan yang ada, meskipun waktunya mungkin memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.